Buruh Sadar Politik dan Militan saat Terlibat dalam Pemilu

    Buruh Sadar Politik dan Militan saat Terlibat dalam Pemilu
    Pergerakkan Kaum Buruh Indonesia

    OPINI - Menelisik 10 Agustus 2023 ribuan Buruh indonesia Demo Ke Jakarta, meminta presiden Cabut UU Cipta Kerja (Omnibuslaw) yang kedepannya semakin menyengsarakan nasib kaum Buruh. Buruh sadar politik dan militan saat terlibat dalam pemilu. Anda kurang yakin dengan kelas Buruh. Mari kita simak alur skip pergerakkan Buruh di Rusia.

    Seperti saat di Negara Rusia dahulu, suasana saat Pemilu diselenggarakan, tergesa-gesa melakukan ‘diskualifikasi (penyingkiran)’ perwakilan dari setengah pabrik-pabrik dan perusahaan-perusahaan di St Petersburg (Rusia) Pemerintah bertindak terlalu jauh. Para buruh menjawab dengan gerakan protes yang sangat militan-siap berjuang mati-matian, setuntas-tuntasnya.

    Pabrik Putilov merupakan pabrik yang pertamakali mogok. Pada hari Pemilu, 5 Oktober, setelah makan siang, ketimbang kembali ke pabrik, para buruh lebih suka berkumpul di tempat mereka kerja dan meyatakan diri mogok. Seluruh buruh pabrik keluar-hampir 14.000 buruh. Jam 3 pagi, beribu buruh meninggalkan pabrik dan berjalan ke arah pintu gerbang Narvsky menyanyikan lagu-lagu perjuangan, tetapi mereka dibubarkan oleh polisi. Pemogokan menyebar luas ke galangan kapal Nevsky, tempat 6.500 buruh mengorganisir pertemuan dan demonstrasi politik. Mereka bergabung dengan buruh dari Pale dan Maxwell Will, buruh Aexeyev, dan lainnya. Hari berikutnya, buruh Erikson, Lessner, Heisler, Vulcan, Duflon, Phoenix, Cheshire, Lebedev, dan pabrik lain bergabung.

    Pemogokan segera menyebar luas ke seluruh S.t Petersburg. Pemogokan tidak hanya terjadi di pabrik-pabrik di mana perwakilan anggotanya dibatalkan terlibat dalam pemilu, tetapi pabrik-pabrik lain juga terlibat. Pertemuan-pertemuan dan demonstrasi-demonstrasi diorganisir. Beberapa pabrik mengaitkan protes mereka dengan hambatan pembentukan serikat buruh yang sejalan dengan itu, menolak penghapusan hak-hak buruh untuk ikut pemilu.

    Seluruh isu pemogokan merupakan isu politik; tidak ada satupun isu ekonomis. Dalam sepuluh hari lebih, 70.000 buruh terlibat dalam pemogokan. Para buruh dengan jelas menyatakan bahwa mereka tidak akan menyerahkan hak suara mereka, mereka sadar apa artinya pemilu bagi mereka, dan kerja-kerja semacam apa yang harus dilakukan wakil-wakil mereka di Duma (parlemen) nantinya.

    Gerakan pemogokan terus berlanjut sampai pemerintah dapat dipaksa (diyakinkan) bahwa buruh tidak dapat dicabut haknya untuk terlibat dalam Pemilu dan, akhirnya, pemerintah dipaksa untuk mengumumkan bahwa Pemilihan Umum yang baru akan dilaksanakan tanpa kecurangan. Beberapa buruh pabrik dan perusahaan, yang sebelumnya belum terlibat dalam pemilihan anggota, dimasukan dalam daftar wilayah pemilihan.Selanjutnya, pemilihan anggota harus dibatalkan dan pemilihan baru diselenggarakan setelah ada penambahan delegasi yang dipilih. Itu merupakan kemenangan terbesar bagi kelas buruh dan, terutama, bagi buruh di St. Petersburg, yang telah menunjukan kesadaran politik dan militansi sedemikian tinggi serta kuat. Setelah 6 perwakilan buruh memenangkan kursi di Parlemen, maka mereka bekerja sebagaimana wakil buruh/rakyat.

    Seperempat juta kelas buruh bergabung dalam protes di seluruh Rusia. Badayev menggambarkan peristiwa demi peristiwa saat buruh melakukan pemogokan dan malakukan protes jalanan untuk memenangkan tuntutan mereka. Isunya bermacam-macam dan beraneka ragam. Konsisi kerja yang menyebabkan Ledakan di dalam pabrik mesiu, usaha-usaha untuk memotong jam kerja, larangan bekerja dari pabrik-pabrik yang tidak produktif, bahkan perlakuan yang tidak adil dari atasan mereka, merupakan alasan yang cukup bagi buruh untuk melakukan aksi.

    Wakil kelas buruh di Parlemen secara aktif mengkampanyekan dukungan mereka pada pemogokan-pemogokan dan aksi protes. Mereka memanfaatkan kekebalan parlemen untuk melakukan penyelidikan pada persoalan-persoalan di pabrik. Mereka bernegosiasi dengan pemerintah atas nama buruh, selalu melaporkan kembali ke buruh hasil dari diskusi mereka. Mereka mengorganisasikan dana pemogokan dan mengumpulkannya dari seluruh negeri. Bahwa parlemen dapat dimanfaatkan oleh kaum pejuang sebagai alat untuk mencapai dan mendekatkan dirinya kepada kelas buruh; yaitu dapat dipakai untuk memerangi pengaruh pandangan kapitalis di kalangan kelas buruh; dapat dipakai untuk mengorganisir dan memobilisasi kelas buruh serta melakukan aliansi untuk perjuangan politik yang lebih tinggi, yakni merebut kekuasaan politik.

    Pengalaman tersebut di atas memperlihatkan bahwa perjuangan dapat memanfaatkan parlemen sebagai kerangka kerja aktifitas perjuangan politik, tanpa melakukan penyelewengan dan mengambil tanggung jawab pemerintah dan kebijaksanaannya.

    Mesuji, 08 Agustus 2023

    Cheudin, Penggiat Serikat Buruh

    mesuji lampung
    Udin Komarudin

    Udin Komarudin

    Artikel Sebelumnya

    Makna Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

    Artikel Berikutnya

    Pemkab Mesuji Bantu Korban Bencana Angin...

    Berita terkait